Selasa, 12 Juli 2011

BUPATI KABUPATEN PANIAI MENJAWAB MOTTO “Awetako Enaa Agapida” DENGAN PEMEKARAN KABUPATEN DEIYAI dan INTAN JAYA

BUPATI KABUPATEN PANIAI MENJAWAB MOTTO “Awetako Enaa Agapida” DENGAN PEMEKARAN KABUPATEN DEIYAI dan INTAN JAYA

Sebuah Kritisan dan Refleksi Singkat Tentang Pemekaran kabupaten Menjawab Motto
“Awetako Enaa Agapida”

Kabupaten paniai adalah suatu kabupeten pemekaran dari kabupaten nabire, yang dimekarkan bersama kabupaten puncak jaya. Dengan alasan menganggap telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam pengadaan pemekaran kabupaten. Memang dapat diakui dalam perencanaan pemekarannya telah mempunyai target-target dalam pemenuhan pemekaran. Perencanaan dalam pemekaran itu menyangkut penduduk, luas wilayah, visi dan misi pembangunan dan lain sebagainya.
Kabupaten paniai mempunyai luas daerah yang cukup, penduduknya lumayan padat, kekayaan alamnya berlimpah ruah. Dengan berkeinginan membangun daerah paniai lebih maju maka pemekaran kabupaten pun ditetapan pada meja hijau mahkama konstitusi sejak 1996 yang ditanda tangani oleh Mentri Dalam Negeri (MENDAGRI). Tujuan menjadi kabupaten sendiri hanya satu yaitu membangun papua yang lebih maju, mandiri, baik secara fisik maupun non fisik. Untuk mencapai tujuan umum dalam pembangunan harus ada pemimpin (Bupati) yang mengatur, melaksanakan, pembangunan tersebut. Bupati menjadi payung dari stake holder yang ada Dalam segala aspek pembangunan di daerah dalam bidang apapun sesuai birokrasi pemerintah pusat dan merupakan jabaran atau ranting dari pemerintah pusat itu.
Kini, umur kabupaten paniai mencapai 15 tahun, berarti Kabupaten paniai cukup dewasa dalam pembangunan. Dari ketiga periode kepimimpinan baik dari Bapak Yanuarius Douw sebagai bupati kabupaten paniai yang menjabat dua perode dengan Wakil Bupati-nya pada periode kedua Bapak Naftali Yogi, S.Sos yang kini menjabat Bupati Kabupaten Paniai pada periode ketiga. Implementasi pembangunan selama 15 tahun terakhir yang kini masa jabatan Naftali Yogi,S.Sos tinggal dua bulan untuk memasuki pada periode keempat.
Pembangunan selama masa jabatannya sejak Wakil Bupati hingga Bupati pada periode ini Masyarakat merasa kesal dengan pengimplementasian pembangunan kabupaten paniai. Bila ditinjau kembali sejak Naftali Yogi, S.Sos menjabat sebagai Wakil Bupati kabupaten paniai, dalam masa jabatannya dimanfaatkan sebagai masa kampaye. Sebab Didalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Wakil Bupati dapat terlaksana dengan baik bahkan mengharumkan nama baik kabupaten paniai dengan menjuarai beberapa bidang yang dimiliki masyarakat paniai. Selain itu, memberikan bantuan kepada masyarakat, menghadiri semua undangan baik dari masyarakat pedesaan sampai pada pelosok-pelosok maupun undangan melalui gereja.
Harapan pemimpin bagi Masyarakat kabupaten paniai pada umumnya adalah seorang pemimpin yang bisa berjalan kaki dari dusun-kedusun, pelosok-kepelosok, dan memberikan perhatian bagi masyarakat bahkan mendapatkan ide-ide pembangunan dari masyarakatnya sendiri. Maka seorang Naftali bisa melaksanakannya harapan dari masyarakat melalui masa jabatan Wakil Bupati. Namun apa yang terjadi setelah menjabat Bupati Kabupaten Paniai pada periode berikutnya (2006-2011)? Apakah Naftali menjadi pemimpin yang diidam-idamkan masyarakat paniai? Bagaimana pembangunan yang telah diimplementasikan itu merupakan ide murni dari masyarakatnya sendiri? Bagaimana dengan motto pembangunan kabupaten paniai “Awetako Enaa Agapida” (Hari Esok Yang Cerah)?
Pada tanggal 29 Oktober 2009 kabupaten paniai telah mekarkan dua kabupaten secara resmi dan diundang-undangkan menjadi daerah otonom daerah baru, diantaranya kabupeten deiyai dan kabupaten intan jaya Dengan tujuan utama mempercepat akses pelayanan pembangunan. Dalam pemekaran kedua kabupaten ini Bupati kabupaten paniai Naftali Yogi, S.Sos sangat mendukung penuh bahkan memperjuangkan pemekaran kabupaten paniai melalui Tim/Panitia yang dibentuknya sehingga merasa terwujud/terkabulkan motto pembangunan yang telah ditetapkan dan digunakan selama masa jabatannya. (pengantar Bupati paniai, Eman You:x). Bupati …………menyadari dengan pemekaran akan mempersempit rentang kendali penyelenggaraan pemerintah dan akan dapat dikelola, ditata, dan dilestarikan secara krearif oleh masing masing daerah itu sendiri. Apakah makna sebenarnya motto pembangunan Awetako Enaa Agapida kabupaten paniai itu? Bisakah dengan pemekaran paniai akan bersatu, berbuaya, berdaya saing, maju, bahkan mandiri sesuai dengan visi dari kabupaten paniai?
Paniai baru yang bersatu, berbudaya, berdaya saing, maju dan mandiri merupakan visi dari kabupaten paniai. Masa jabatan bupati kabupaten paniai tinggal dua bulan. Terjawab pula Motto kabupaten paniai “awetako enaa agapida” melalui pemekaran kabupaten. Yang menjadi pertanyaan pokok adalah apakah seorang pemimpin memiliki karakteristik memimpin yang memisah-belahkan anggotanya/penduduknya? Bila disimak motto pembangunan kabupaten paniai (Awetako Enaa Agapida), maka arti motto pembangunan dalam pemekaran ini adalah hari esok yang memisahkan antara manusia yang satu dengan lainnya, Menguras potensi alam yang dimiliki kabupaten paniai secara cepat, memecah-belahkan hubungan kekerabatan dari masyarakat yang satu dengan lainnya. Bahkan menanam bibit sukuisme, familiisme, klanisme, kapungisme, didalam satu budaya, satu bahasa, satu suku, bahkan satu ideology yang menuju pada pemusnaan etnis Melanesia terlebih suku mee dikabupeten paniai.
Teman-teman seperjuangan, kalian bukan dibesarkan, dididik, dibina, dibiayai didalam motto “awetako enaa agapida”. kita (pelajar dan mahasiswa) bagaikan “anak ayam yang kehilangan induknya” harapan kita menuju hari yang cerah sudah mendung, kemandirian kita tidak diimbangi dengan kasih sayang, hidup dalam berbudaya telah rapuh dan menjadi budaya berkotak-kotak, motivasi untuk berdaya saing tinggal kenangan dan itupun akan menjadi sejarah.

Selamat jalan saudaraku “Awetako Enaa Agapida”. Engkau bukan cerah sebab kecerahan-Mu terbagi dalam tiga kamar. Sayang (cerah) engaku sudah redup dan besok engkau gelap.


Oleh

Manusia Berkotak Tiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar