Kamis, 19 Maret 2020

YAWAWE UWINE (AMATENAI MOTE)

 Oleh : Amatenai Mote

Kesenian Papua diwiyalah Mepago nada-nada indah terdengar mengiringi sebuah tarian khas Suku Mee,Tarian yang berasal dari wilayah pegunungan tengah Papua ini bercerita tentang upaya penangkapan ikan dengan menggunakan ebai sebuah kali. Lagu daerah yang mengiringi pun bercerita tentang hal yang tidak jauh berbeda dan lagu ini berjudul gawai di Paniai pekuda.

Tari gawai, Lagu tradisional meepago juga merupakan lagu daerah khas suku Mee.



Lagu ini berirama cepat dan bernuansa gembira dengan yang bercerita letak geografi pada alam setempat.

menceritakan tentang kisah para nelayan suku Mee di danau paniai yang mencari ikan dengan tombak,Namun mengalami kesulitan. Hingga pada akhirnya, para kaum wanita membawa dan,merancang sebuah lagu gawai yang beristilah lagu dalam tridisional suku Mee.

Gawai pun disisi lain yang membuat tumbu-tumbuhan"dan hewan lainnya bisa meresahkan dalam gerakannya dan, mudah untuk ditangkap.



Karna Gawai ialah sebuah lagu pengiring tari adat tradisional dimepago dengan makna yang berisi ucapan syukur dan kebahagiaan Suku Mee.

Lagu Gawai akan dimulai dengan sebuah hentakan bertempo cepat di awal tarian adat. Para Penari pria pun masuk dan menggambarkan usaha mereka dalam mencari dengan Lagu di awal tarian ini tidak menggunakan banyak instrument dan lebih menekankan pada syair yang diucapkan dengan tegas dalam tridisional suku Mee.

Syair lagu ini bercerita tentang bagaimana para pria suku Mee berjuang mencari kebutuhan dasar hidup untuk memenuhi kebutuhan pangan suku mee setempat dan sekitarnya.Para pria ini kesulitan mendapat kebutuhan dan, lagu pun berhenti tiba-tiba. Lagu kembali dimainkan dengan instrumen musik yang ramai.

Para penari wanita pun masuk membawa sebuah inovasi dalam mencari kebutuhan dengan menggunakan racun tuba.



Irama musik berangsur cepat dan ramai, seolah menggambarkan kegembiraan.kini berbaur dan melakukan gerakan yang menggambarkan kegembiraan mereka karena mendapatkan kebutuhan dasar atau pokok hidup mereka yang begitu banyak.Lagu akan terus mengiringi liukan badan para penari.

Semangat dan bahagia begitu tergambar dari perpaduan gerak tari dan lagu gawai.lagu ini pun berfungsi memberi semangat tambahan bagi para penari sehingga mereka dapat bergerak semangat dan tersenyum ketika membawakan tari tradisional suku Mee.



Pada awalnya, lagu Gawai hanyalah lagu pengiring tarian yang dibawakan dengan alat-alat musik tradisional seperti Tifa (alat tabuh khas Papua) atau Taburah (alat tiup Papua yang berasal dari cangkang kerang raksasa). Namun, seiring perkembangan jaman para musisi suku mee menggunakan alat musik tradisional suku mee yang berupa gitar untuk mengiringi nyanyian suara sendiri.

Kini, lagu gawai pun semakin meriah dan bersemangat termasuk di dalam acara-acara adat yang ditampilkan bagi kepentingan bagi masyarakat setempat.



Karna Lagu gawai adalah salah satu hasil kesenian khas di meepago Papua Barat yang beradaptasi dengan perkembangan jaman modern.

Lagu ini adalah sebuah peringatan penuh makna sekaligus daya tarik seni dalam dunia tradisional.di sebuah hasil karya dinamis tradisional Papua yang tak lekang dimakan waktu tetapi justru bertumbuh dengan evolusi penyempurnaan.



Pada akhirnya, adalah sebuah kearifan lokal tradisional Papua yang harus tetap terjaga kelestariannya demi generasi mendatang dan,bangga ketimpangan dengan lagu"yang fokal tanpa arti itu.

Selasa, 27 Maret 2012

SEBERKAS PROFIL DIRI IDEAL


SEBERKAS PROFIL DIRI IDEAL
Nafsu akan diri untuk mengetahui dirinya selalu ada dibenak diri sejati. Dalam perjuangannya menemukan diri sejati, kadang diri itu berada dalam ketidaktahuan. Mungkin manusia lain menganggap dirinya kurang berpengetahuan. Tetapi ketidaktahuan bukanlah jawaban mutlak bagi dirinya. Ketika dirinya mengakui bahwa dirinya tidak tahu, jangan memaksakan sebab memang dirinya tidak tahu. Namun, dalam diri setiap manusia menganggap dirinya adalah manusia superpower. Hal ini Dapat dibenarkan bila dirinya mempertahankan eksistensi dirinya dalam kehidupannya. Dalam ketidaktahuan itu pula filsafat mengakui dirinya sebagai “ilmu dari segala ilmu”.  Niat diri sejati mengikuti ajaran filsafat namun Berbagai filsuf manusia membuat diri semakin bingung dengan masing masing teori filsafatnya.
Bagi kaum filsuf sosialisme, Doktrin tentang manusia itu adalah makluk sosial. Karena kesosialannya, manusia lain menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, diri itu ada dan hidup karena manusia lain (orang tua). Kehadiran manusia lain dalam kehidupan diri sejati merupakan hidup bagi dirinya. Karena Kehidupan manusia lain adalah kehidupan bagi dirinya.
Namun bagi filsuf yang bertentangan dengan sosialis menganggap dirinya sejatinya bisa terancam ketika dirinya terjerumus dalam kehidupan sosial. Dengan pandangan filsufnya  dibuktikan dengan berbagai bukti fisiknya. Semua pandangan ini membuat semua manusia yang mempelajari tentang manusia berada pada posisi kebingungan. Sebagian manusia lain menjadi korban akibat dari salah satu filsafat yang dirinya menganggap benar.
Namun, semua filsuf membuat  manusia yang sejati menjadi kabur. Tidak ada ruang untuk menemukan dirinya yang sejati. Adanya berbagai filsafat membuat manusia sejati bingung dalam kehidupannya. Melihat beberapa pandangan  tersebut membuat diri berada pada posisi tidak menentu dan seolah-olah dirinya dapat menyatakan diri sejati ketika manusia lain menilai dirinya menurut persepsinya. Hal tersebut membuat diri sejati menerima bersih persepsi yang diberikan lingkungan dan tidak konsisten pada diri sejati yang dipersepsinya sendiri.
Diri sudah tidak mempunyai jalan untuk menemukan diri sejati itu. Keberadaan diri masih menonjol dengan keragu-raguan akan diri sejatinya. Namun, suatu peristiwa istimewa dalam diri sejati ketika mengikuti Kamping Paska  Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Katolik (UKM-KMK)  saat itu hari makin gelap. Lampu menerangi seluruh ruangan aula SMA YPPK TARUNA BAKTI.  Terlihat P Herry Sirken, Pr memakai jubah putih dalam ruangan itu, sejak itulah materi tentang “Terangan Masa Pra Paska dan Paska Yang Ideal” diberikan kepada peserta camping paskah. Dalam materinya, hati mulai tergerak. Entah kenapa, suatu pertanyaan mulai dilontarkan “Siapa Profil Diri Anda Yang Ideal?”. Ketika itu, diri sejati mulai merefleksikan dirinya namun yang terpikirkan adalah diri yang dipersepsi oleh manusia lain. Kenapa demikian? Dirinya tidak juga menemukannya jawabannya. Dalam pikirannya dirinya hanya terpikir berdasarkan materi yang dipelajarinya tetapi tidak juga di temukan jawabanya.
Penjelasan pater sirken seolah-olah menghantarkan pada jawaban sejati. Apa jawabannya? Yesus, profil ideal dalam kehidupan baginya dirinya. Diri sejati itu ada dan hidup karena Yesus. Diri sejati yang diidamkan dapat dikenal apabila dirinya mengenal diri Yesus. Dia (Yesus) justru ada dalam hati diri sejati itu.  Sekarang bagaimana diri itu membuka diri, tidak ego pada dirinya tetapi melihat diri yesus yang telah ada dalam hati.
Dalam penjelasan di malam itu, secara tidak langsung mengatakan “jika diri ingin menemukan diri sejatinya maka solusinya adalah mengenal siapa diri Yesus”. Yesus, diri kami rapuh, tak mampu merasakan sentuhan- MU, merasa diri mampu. Jangan membiarkan diri kami diselimuti dalam kegelapan ini tetapi Tabahkanlah hati kami dan berilah kakuatan dan pengertian dalam hidup ini. (Agus)
  

Rabu, 25 Januari 2012

SEBUAH AMPLOP dan SEKOTAK NASI: HANYA UNTUK DOSEN PENGUJI

SEBUAH AMPLOP dan SEKOTAK NASI: HANYA UNTUK DOSEN PENGUJI
Salah Satu tujuan seorang mahasiswa dalam perkuliahan adalah mendapatkan ijasa sarjana. Tidak hanya itu, seorang mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang sangat berat yakni pengabdian terhadap masyarakat. untuk memikul beban yang akan ditanggung itu, mahasiswa semestinya mempersiapkan dirinya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana persiapan seorang mahasiswa untuk memikul beban berat itu? Realita yang terjadi di akhir-akhir ini, pendoublelan paraf terus gencar dilakukan di setiap mata kuliah yang dosen pengasuhnya memiliki tingkat kesibukan tinggi alias dosen proyek.
Mamang dapat dimaklumi, pendapatan upah/gaji seorang dosen sangat terbatas. Juga tidak memenuhi biaya hidup seorang dosen, Apalagi bagi dosen yang jumlah keluarganya lebih dari standar menurut aturan pemerintah, ongkos transportasi saja mumpung tidak terpenuhi. Sehingga apa salahnya bila seorang dosen mencari proyek untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Oleh karenanya, di Universitas Cenderawasih di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini, ada proyek yang dengan sengaja melegalkannya. Contohnya PJJ. PPKHB. Dimana mahasiswanya adalah mahasiswa ber-NIP. Mahasiswa ber-NIP berarti mahasiswa yang berpengalaman dalam karirnya dan tujuan utamanya adalah mendapatkan ijaza sarjana. Untuk melegitimasi menjadi seorang sarjana, semua guru tua yang telah menamatkan diri pada jejang pendidikannya Diploma III (D III) maupun tamatan SPG berbondong-bondong mendaftarkan diri pada PJJ. PPKHB guna mendapatkan ijasa demi kepentingan pada tuntutan dari tujuan dinas pendidikan yang katanya “standar seorang pendidik” juga berbagai kebijakan lainnya yang mengatur tentang sertifikasi guru dan lain sebagainya.
Pada proyek legal tersebut, guru-guru tua ini mengakuinya bahwa sekian dana telah dikelurkan di PJJ.PPKHB bahkan sampai pada penyelesaian tugas akhir (skripsi) pun membawa sebuah amplop dan sekotak nasi yang diantarkannya langsung pada kediamannya, untuk memancing dosen agar dengan senang hati menguji, bahkan mengoreksi tugas akhir yang sementara dilakukannya.
Pengakuan tersebut jelas diungkapkan oleh sekelompok mahasiswa tua ini . Namun yang menjadi pertanyaan kenapa sekian dana itu digunakan untuk membayar pada pihak yang berwenang? Agar siswanya tidak terlantar akibat guru-nya kuliah,. Atau kenapa tidak menjual selembar kertas (ijasa) itu di pasar agar orang yang membutuhkan dapat membelinya.
Sebab dalam diri setiap mahasiswa ber-NIP ada beban. demi pemenuhan kebutuhan seorang guru, semua tugas dan tanggung jawab disekolah menjadi korban. Tolonglah jangan menguras guru-guruku. Guru-Guru-ku sangat berjasa, Guru-guru-ku telah berkelurga, Kesejaterahan mereka sama nasibnya dengan kalian (dosen). Lagi pula ada beban berat dalam perkuliahan mereka ini, murid-muridnya sedang terlantar di sekolah, Pembelajaran disekolah kian tidak efektif, Siswa menjadi kehilangan Ayah dan Ibunya di sekolah. Generasi di atas tanah ini ada pada guru dan dosen, Tolong selamatkan generasi ini. (Ukki)

Senin, 12 Desember 2011

HARI HAM SE-DUNIA, RAKYAT PAPUA BELUM MERASAKAN KEADILAN DAN KEBENARAN.


HARI HAM SE-DUNIA, RAKYAT PAPUA BELUM MERASAKAN KEADILAN DAN KEBENARAN.
Kini 10 Desember telah dilalui ,  pos natal telah dibuat dimana-mana diseluruh Tanah Papua, kaum nasrani ini menantikan lahirnya sang putra natal sebagai penebus umat manusia. Gema natal mulai terasa, Rakyat Papua dalam kehidupannya mempersiapkan hati menerima sang penyelamat Dunia dengan hati yang murni. Rakyat Papua berniat pembersihan diri dari segala perbuatannya bahkan yang telah dan sedang dirasakan dalam kehidupannya. Terlepas dari itu, Tak terpungkiri bahwa tanggal 10 Desember ini seluruh Dunia rayakan hari Hak Asasi Manusia (HAM) Se-Dunia. Hari yang merupakan hari besar bagi kaum kaum tertindas. Momen ini sangat barharga bagi semua manusia di Dunia dimana merasakan betapa pentingnya manusia hidup bebas (freedom). Semua manusia tergerak hati, menyambut hari HAM ini.
Rakyat papua kini belum mempersiapkan diri menerima sang purta natal. Kenapa demikian? Dari tahun 1963 hingga kini Rakyat Papua menangis, tersiksa, diteror, dibantai, diperkosa, bahkan nyawanya dihabiskan (dibunuh),  sehingga belum memulihkan diri. Dibenaknya masih tersimpan semua peristiwa yang telah terjadi dimana Tiga Komando Rakyat (TRIKORA ) dengan kekuatan militernya memaksakan kehendak untuk memenangkan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969, yang tidak demokratis hingga prosesnya tidak sesuai dengan one man one vote yang telah disepakatinya sebab dalam proses pelaksanaannya hanya melibatkan 1025 orang dari 200.000–an Orang Papua, itupun dipaksakan memilih ikut indonesia. Disamping itu, berbagai operasi-operasi (sadar, bratayuda, dll) 1970-an – 1980-an  yang dilakukan diseluruh Tanah Papua, dimana muncul praktek-praktek pembunuhan, pemerkosaan, pembantaian, penyiksaan, terror. Selain itu, kebebasan berekspresi, berkumpul, berdemokrasi, penyampaian pendapat bagi rakyat papua juga dibungkam. Dalam pembungkamannya Indonesia memberikan OTSUS sebagai gula-gula politik hanya untuk meredam isu untuk menemukan identitas sebagai Orang Papua yang merdeka.
Untuk menuju pemulihan diri ini, Rakyat Papua menuntut keadilan dan kebenaran diatas semua peristiwa yang telah dilakukan. sambil berusaha menemukan identitas diri sebagai bangsa yang berdaulat. Namun, justru menjadi korban atas perjuangan membela kebenaran dan keadilan: misalnya: Arnol. C .Ap dibunuh di Pasir 2 Dok 9 dalam perjungannya melalui iringan music mambesak, panglima besar TPN/OPM, Kely Kwalik Dibunuh dan masih banyak rakyat yang hingga kini hidup di hutan. Selain itu, banyak Rakyat Papua mencari suaka ke Negara-negara lain, hingga turun ke jalan mengadakan aksi demonstasi, hanya untuk membela keadilan dan kebenaran serta merebut kedaulatan sejati sebagai Bangsa Papua Barat itu.
Sebagai bentuk perlawanan Rakyat Papua, menjelang hari HAM Se-Dunia ini, mereka yang tergabung dalam organisasi korban yang dinamakan, Bersatu Untuk Keadilan (BUK)  memperingati peristiwa Abepura Berdarah dengan melakukan Konferensi Pers, Pemutaran Film Documenter dan Pembagian Selebaran  pada 07/12.  Juga, kaum tertindas yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Papua Untuk Keadilan (KARPUK) yang terdiri dari beberapa elemen mengadakan orasi-orasi, pembagian selebaran dan konferensi pers pada 09/12 di Merpati Aberpura dari jam 09:00 - 14:00 siang. Bertepatan dengan aksi tersebut,  bagi NKRI tanggal 09/12 merupakan hari Anti Korupsi sehingga mengadakan berbagai kegitan disebagian besar kota diseluruh Indonesia guna mengupas para koruptor-koruptor yang hingga saat ini belum juga terungkap. Selanjudnya, pada hari HAM Se-Dunia ini  Rakyat Papua  terus memperingati dengan melakukan  berbagai kegiatan dimana, rakyat yang tergabung di dalam Solidaritan Kemanusiaan Rakyat Papua Barat  melakukan mimbar bebas di lapangan Taman Makan Theis Hiyo Eluay, sentani, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) adakan aksi demonstrasi di Taman Imbi Jayapura, juga, ada pameran foto kekerasan terhadap Perempuan dan foto perjuangan pasar untuk orang Asli Papua dan pemutaran film documenter dari mama-mama Papua di Pasar Sementara, Depan Percetakan Jayapura. semua kegitan yang dilakukan hanya untuk menuntut keadilan, dan kebenaran  diatas tanah Papua ini.
Kenyataannya, hingga saat ini Indonesia membungkam semua peristiwa yang dilakukannya, yang hingga kini semua pelaku itu belum juga terungkap. Tidak terhitung para pelaku selama masa orde lama hingga orde baru sebab ruang demokrasinya tertutup rapat. Bahkan, Rakyat Papua saat itu menjadi mangsa bagi Indonesia. Peristiwa yang tejadi setelah masa revormasi saja belum juga terungkap. misalnya kasus abepura berdarah 7 desember 2000, dimana penyisiran dilakukan besar-besaran oleh polisi, yang memakan korban nyawa hingga harta benda yang sampai pada proses penyelesaiannya tidak adil, justru membenarkan para terdakwa yang dikemas dari 25 pelaku hingga pada dua orang pelaku itu, kasus wamena berdarah, biak berdarah wasior berdarah,mapenduma berdarah yang terjadi tahun 2001. Apalagi peristiwa Kongres Papua III (KRP III) yang terjadi pada 19 Oktober kemarin. Justru menjadi hal yang sangat berharga bagi para pelaku sebab dengan tindakan pembunuhannya diberikan penghargaan. Tidak terhitung para korban yang setiap saat dibunuh secara gelap diberbagai tempat.
Dalam pancasila pada sila yang lima (keadilan social bagi seluruh rakyat) hanya menjadi antek bagi rakyat. Seluruh tanah air tidak mesarakan keadilan dan kebenaran itu dalam kehidupannya. Para penguasa-penguasa ini menindas rakyat berkelas lemah. Penindasan terus saja terjadi bahkan dalam penindasannya praktek pembunuhan, pemerkosaan, pembantaian, penyiksaan juga dilakukan. Kedaulatan bagi Rakyat Papua sebagai bangsa yang merdeka belum juga di kembalikan. Tidak berikan respon positif/cuek ketika mempertanyakan keadilan di mata Indonesia, Sebab baginya rakyat papua adalah mangsa indonesia. Dan tujuan utama Indonesia ada atas tanah Papua hanya untuk membunuh Rakyat Papua dan mengambil seluruh Kekayaan Alam yang dimiliki.
Rakyat Papua merasa pada moment hari HAM Se-Dunia ini Indonesia akan mengungkapkan semua tindakannya, secara sadar mengakuinya namun masih saja terjadi penembakan pada hari pribumi internasional, dimana Upinus Tabuni terbunuh pada 2008 yang hingga kini pelakunya belum juga terungkap. Oleh karenanya, bagi orang papua tidak ada jam, hari, bulan, tahun yang adil diatas Bumi Papua. Sehingga, tidak ada waktu untuk memulihkan diri menyambut sang putra natal sebab ketidakadilan masih merajalela di atas Bumi Papua. Namun, Rakyat Papua tidak akan pernah diam, duduk diatas cucaran darah, air mata, bahkan menderita atas penyiksaan yang telah dan sedang alami ini sampai pada titik darah penghabisan.  Mari kita bersatu menuju pembebasan nasional papua barat (UKKI)

Selasa, 06 Desember 2011

SUARA-MU INGIN DI DENGAR DAN MELIHAT WAJAH-MU


SUARA-MU INGIN DI DENGAR DAN MELIHAT WAJAH-MU
                                               Semua ciptaan di bumi tentu bersuara.  Terdengar Guntur menandakan hujan semakin dekat, semua hewan bersuara ketika meminta pertolongan, perlingdungan, pemanggilan, dan lainnya. Angin berhembus melambaikan semua tumbuhan, mengajak bersuara. Tetapi suara yang paling unik pun terdengar di sela seluruh kehidupan makhluk belahan bumi ini, yaitu suara manusia.  
Keunikan suaranya, menggerakan manusia untuk saling mendengarkannya. Tentu saja, karena suara yang didengarnya memiliki makna yang mengontak perasaan batinnya. Keseriusannya dalam mendengarkan suara yang hendak didengar dan menafsirkannya secara tidak langsung, menjadi suatu translator bagi dirinya untuk menyadari dan memahami maknanya. Terlebih lagi ketika mendengar suara dengan melihat sumber (orang) suaranya. Konteks komunikasi tersebut lebih bermakna, karena saat itu pula ia diperhadapkan dengan sumber suaranya. Tentu saja dalam pembicaraannya disertai dengan bahasa isyaratnya. Dengan demikian, mendengar sambil melihat menimbulkan kepuasan dalam pembicaraan.
Pembicaraan si dia merupakan bagian dari isi hati. Baik atau tidaknya isi hati akan nampak melalui hasil pengamatan. Oleh sebab itu,  mengamati Kejujuran dan kebohongan dalam pembicaraan nampak ketika melihat dan mendengarkan. Tingkat kepercayaannya pun terjadi ketika melihat dan mendengar. Disamping itu, Timbul pula Perasaan simpati dan empati ketika mendengar dan melihat. Oleh karenanya, kata “melihat” dan “mendengar” mempunyai dua kata yang tak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang logam dan pada umumnya bermanfaat dalam kehidupan manusia terlebih interkasi remaja dalam perkembangannya menuju kedewasaan sejati.
Namun dalam kehidupan ini, hal yang dilihat dan didengar tidak sesuai dengan yang telah  didengar dan dilihatnya. Tentu, yang telah dilihat dan didengar dikikis oleh sang waktu. Selain itu, karena manusia itu berakal budi, hal yang telah dilihat dan didengarnya bisa membalikkan fakta entah bernilai positif atau negative.
Dengan demikian, untuk mendengar isi hati yang timbul dari dalam lubuk hati memerlukan keseriusan. Mendengar dan didengar dengan hati sangat sulit ditemukan apalagi pertemuan pertama kali, berulangkali pun jarang terjadi. Dari waktu-kewaktu bersuara untuk didengar tetapi tidak didengarkan dengan hati. Kadang  Mendengar tetapi tidak lihat. Juga, melihat tetapi tidak dengar. Untuk mendengarkannya butuh lihat dan ketika lihat tentu ada harapan untuk mendengarkannya. Tetapi semuanya hanya mimpi belaka, mungkin mata untuk melihat sudah buta dan telinga untuk mendengar sudah tuli.
             Kini, tidak pernah mendengar dan melihat. Kerinduan untuk mendengar dan melihat telah melampaui harapan. Berusaha mendengar tetapi tidak juga bersuara, berjuang melihat tetapi tingkat kesibukan si dia terlalu tinggi.  Jika demikian, Apa jadinya?
“Suara” dan “Wajah”-MU sangat berarti bagi-nya. Namun “suara” dan “wajah” itu kau menyembunyikan dibalik gunung.  Jika “suara” dan “wajah” bagian dari organ manusia biarkanlah dia melihat dan mendengar.  Sebab dia telah merindukan hanya untuk melihat dan mendengar. Dia puas ketika suara-mu terdengar di telinga-nya dan wajah-mu terlihat di mata-nya. Dia hanya butuh “suara” dan “wajah-mu” untuk selebihnya dilain waktu.  
Ingatlah!!!!!!!!!!!!!! pemenuhan kebutuhan pribadi menuju kebahagiaan sejati  datang dari Tuhan melalui berkat orang lain. Maka biarlah tujukan muka-mu dan keluarkan suara-mu biar dia mendengar dan melihatnya. (mabipai)

“SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)” DAN “DROPP OUT (DO)” MEMATIKAN IDEALISME MAHASISWA


“SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)” DAN “DROPP OUT (DO)” MEMATIKAN IDEALISME MAHASISWA
Mahasiswa sering dikategorikan sebagai orang nomor dua dari sang pencipta. oleh sebab  itu, kata idealis sering digunakan oleh rakyat sebagai suatu nama bagi mahasiswa.  sebutan ini muncul Ketika Mahasiswa bertindak  dan semua penguasa didunia menakutinya. Contohnya, gerakan mahasiswa di indonesia menjatuhkan presiden diktator soeharto, 1998 dan melahirkan reformasi. Keidealisan ini, membuat Pergerakan mahasiswa timbul dan menentang semua kebijakan pemerintah yang tidak merakyat. Mahasiswa yang idealis, menganut, menghormati dan menjalankan nilai kebenaran, nilai kejujuran, nilai keadilan dan norma agama, norma adat, norma kesusilaan yang berlaku di rakyat. Dan penerapan pendidikan yang baik dan berkualitas dalam perkuliahannya mendukung sorang mahasiswa berideologi dan berpengetahuan baik dengan befikir secara rasional.
Dalam memperjuangkan keinginan rakyat mahasiswa harus mendasarkan pada nilai dan norma rakyat dan berpengetahuan baik. Pendidikannya harus berkualitas dan menghargai seluruh nilai dan norma rakyat. sebab Pendidikan yang berkualitas melahirkan mahasiswa yang idealis. Dalam pendidikan yang baik tentunya mengajarkan berbagai pengetahuan yang erat kaitannya dengan nilai dan norma rakyat dan dalam pengajarannya akan mengaitkan realita dilingkungan masyarakat baik yang bertentangan maupun sesuai dengan nilai dan normanya, sehingga mahasiswa membedakan persoalan/ kebijakan yang bertentangan dengan nilai dan norma rakyat maupun yang tidak betentangan dengan nilai dan norma rakyat.
Pendidikan juga menjadi dasar dalam pengembangan nilai dan norma rakyat, yang dipertahankannya dari generasi-kegenerasi dan pendidikanlah menjadi jalan untuk menyuarakan adanya nilai dan norma rakyat terhadap pemerintah untuk diperhatikannya. Namun, kenyataannya pendidikan justru menghilangkan nilai norma rakyat dan keidealisan seorang mahasiswa mulai terbungkam. Hilangnya nilai dan norma rakyat dan matinya keidealisan mahasiswa bukan dari pengertian pendidikan melainkan penerapan pendidikannya. penerapan pendidikan yang salah mematikan keidealisan mahasiswa untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Hal ini menimbulkan mahasiswa menjadi pelaku pembunuh nilai dan norma masyarakat.
Dalam pembelajaran seorang mahasiswa kadang menerima pelajaran tanpa memahami dan membedakan yang baik dan yang tidak, menganggap dosen adalah segalanya, takut mengungkapkan kebenaran. Kebiasaan tersebut membuat seluruh nilai dan norma rakyat menjadi kabur. Dalam mengembangkan nilai dan norma, tentunya dengan tindakan kaum kaki-tangan kapitalis ini akan menutupi kebenaran nilai dan norma rakyat melalui berbagai system. System tersebut adalah “Satuan Kredit Semester (SKS) dan System Drop Out (DO)”. Dengan berlakunya Satuan Kredit Semester (SKS) dan Drop Out (DO) membuat semua mahasiwa bermotivasi untuk mengejar nilai (hasil ujian) dan takut dikeluarkan dari perkuliahannya. sehingga Secara sistematis menggiring kebenaran nilai dan norma rakyat itu kejalan yang tidak diingikan rakyat terlebih mahasiswa. Juga, menjadi peluang bagi para kaki tangan capitalis ini beraksi kepada mahasiswa dengan berbagai penekanan seperti “bila kamu bandel nilaimu akan saya kurangi”, “jangan macam-macam, sebab yang berhak memberikan kamu nilai adalah saya bukan rakyat”, “jangan melawan, nilaimu akan saya kurangi” hingga timbul berribu macam penekanan.
Selain itu, Menyadari bahwa mahasiswa juga manusia, yang memiliki kelemahan dan kelebihan tetapi harapan rakyat ada dipundak mahasiswa untuk mempertahankan nilai dan norma rakyat. Status kita sekarang mahasiswa yang adalah bagian dari rakyat. Yang patut pertanyakan adalah apakah mahasiswa mau pertahankan nilai dan norma rakyat? Ketika jawaban kita “ya” tentunya kaum kapitalis ini mengatakan “untuk apa kuliah” kan tanpa kuliah bisa mengetahui/mempelajarinya nilai dan norma di lingkungan masyarakat dan bisa dipertahankannya disana (di rakyat)! tetapi ketika jawaban kita “tidak” apakah mahasiswa bukan bagian dari rakyat? Selain itu, dugaan rakyatpun akan muncul ketika yang dipelajarinya bertentangan nilai dan norma rakyat. dan dugaan rakyat tersebut dapat dibenarkannya sebab: akibat dari system SKS dan DO dan mahasiswa telah terkontaminasi dengan ajaran-ajaran kapitalis. Dengan demikian mahasiswa dalam kesehariannya mangalami penekanan psikologis akibat tuntutan masayarat dan tekanan kaum kapitalis.
Mahasiswa menyadari akan identitas mahaisiswa dalam dirinya yang adalah hasil dari masyarakat dan dari perkuliahan. dan lebih dulu memahami penerapan pendidikan di masyarakat dan bentuk pendidikan dalam perkuliahan. Karena mahasiswa lebih berfikir pada pemikian rasional sehingga dapat memila-milah nilai dan norma yang baik dan yang tidak baik dari materi/bahan/ pelajaran yang telah diterima dari lingkungan masyarakat maupun dari perkuliahan, dengan memfilter (penyaringan). Bila bertentangan dengan nilai dan norma rakyat maka mahasiswa harus mengatakan kebenaran nilai dan norma ditengah perkuliahannya, peran mahasiswa juga menerapkan nilai dan norma untuk mempertahankannya ditengah perkuliahannya. Hal ini, bukan untuk menginterfensi penerapan system pendidikan tetapi lebih pada bagaimana hidup dalam pola social yang tidak merugikan semua pihak baik kuliah maupun rakyat. Karena penerapan pendidikannya lebih pada penilaian afektif, kognitif dan psikomotor yang tidak jauh beda dengan nilai dan norma rakyat. Dengan demikan posisi mahasiswa berada pada posisi yang independen dan kritis terhadap realitas yang terjadi baik pada nilai dan norma rakyat maupun penerapan pendidikan dalam perkuliahan. (mabipai)

Minggu, 04 September 2011

PR III MELEPASKAN PESERTA TEMU AKRAB UKM- KMK ST. ALEXANDER UNCEN KE ANGKASA JAYAPURA


PR III MELEPASKAN PESERTA TEMU AKRAB UKM- KMK ST. ALEXANDER UNCEN KE ANGKASA JAYAPURA
Lagi-lagi UKM KMK UNCEN  adakan Temu Akrab. Pada tanggal 27-30 Agustus 2011 menjadi target pelaksanaan kegiatan. Pada jam 14:30 hari sabtu lalu pembantu rektor III didampingi oleh pembina, pastor moderator, BEM dan MPM melepasakan peserta dan panitia di halaman gedung administrasi Universitas Cenderawasih. dalam acara pelepasan, Pembantu Rektor III Drs Paulinus Hommers, M.Si menyampaikan UKM-KMK menjadi wadah untuk menampung mahasiswa katolik di Uncen. Walaupun wajah  begitu pucat namun sakit bukan menjadi alasan untuk tidak melayani. Dengan semangat yang berkobar-kobar tidak mengenal panas terik  mengena di tubuh yang pucat, mengharapkan agar mahasiswa baru (peserta) mengikuti kegiatan temu akrab dengan baik dan mendapatkan apa yang diberikan oleh para pembina, pastor dan pemateri lainnya  agar menjadi landasan dalam mengembangkan iman akan Tuhan sebagai mahasiswa.
Juga Kegiatan Temu Akrab merupakan program kerja tahunan maka para  peserta diharapkan aktif untuk mengikuti dan menjadikan UKM-KMK sebagai wadah pengembangan kepribadian yaitu dalam hal kecerdasan spritual. Kembali menegaskan lagi “carilah dahulu kerajaan Allah dan yang lainnya akan menambahkan kepadamu” (ayat motivasi).
Jumlah peserta temu akrab 116 orang mahasiswa ini dalam upacaranya pelepasan ditandai dengan pemakaian kartu peserta pada peserta dan panitia. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peserta temu akrab tahun ini mengalami penurunan  dan diduga kondisi di jayapura yang tidak nyaman “Kata PR III dengan wajah pesimis”.
Proses pembinaan dan mempererat hubungan antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru, dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dari fakultas yang satu dengan yang lainnya adalah tujuan utama dari kegitan Temu Akrab. “kata PR III ketika diwawancarai”. Walaupun jumlah mahasiswa mengalami kemunduran namun persatuan dan kesatuan dalam suatu keluarga yang terhimpun dalam UKM-KMK menjadi harapan utama. Oleh karenanya,  peserta diharapkan aktif dalam kegiatan temu akrab dimana temu akrab menjadi momen untuk mengakrabkan diri kita dengan mahasiswa katolik di UNCEN. Juga, kegiatan Temu Akrab tidak hanya mengakrabkan diri kita dengan mahasiswa  tetapi terlebih mengakrabkan diri kita dan sesama kita kepada Tuhan dan semakin intim dengan Tuhan.  Oleh sebab itu, manfaatkanlah tiga hari ini semaksimal mungkin “Kata pembina KMK, Petrus Baktiar, S.T, M.T dalam sambutannya”. Dan kembali PR III menegaskan kepada panitia dan badan pengurus untuk mendata jumlah mahasiwa baru dan mahasiswa lama.
Dengan demikian, badan pengurus dan panitia pelaksana sangat mengharapkan dukungan doa dari berbagai pihak agar kegitan temu akrab dapat terlaksana dengan baik. “Kata ketua UKM-KMK ST Alexander UNCEN dalam sambutannya dengan wajah penuh harapan” (Agus)