Jumat, 11 Maret 2011

TIGA ORANG SISWA DIANIAYA DI DEPAN ASRAMA BIAK, DIPADANG BULAN.

TIGA ORANG SISWA DIANIAYA DI DEPAN ASRAMA MAHASISWA BIAK
DIPADANG BULAN.
Sekitar jam sepuluh siang tadi tiga orang siswa (2 orang suku mee dan satu orang suku dani) dianiaya dengan memakai alat jatam (pisau) ketika mereka pulang dari sekolah, ada sekelompok orang sedang munum minuman keras didepan asrama mahasiswa biak. Sementara ketiga siswa ini sedang berjalan sekelompok orang itu mengahadang dan langsung mengaiaya. Satu anak tertikam di testa, yang satunya diotak kecil (kepala bagian belakang) dan yang satunya lagi di tulang rahang atas.
Ketiga korban sedang dibawah ke rumah sakit dan pelaku-pelakunya melarikan diri, namun yang satunya tertangkap dan sedang dimintai keterangan. Setelah permasalahan itu sudang redah, beberapa jam kemudian ada sekelompok orang paniai yang datang ke asrama biak. Setelah melihat beberapa orang tiba diasrama biak, kebetulan “disana ada dua orang keamanan yang sedang mengawasih, Kedua keamanan ini membiarkan kami masuk di dilam asrama biak dan menghacurkan semua yang ada diorama lalu kedua keamanan mengeluarkan enam buah peluru dan kami berusaha melarikan diri” kata salah seorang dari kelompok itu. Banyak penghuni asrama yang kena lemparan batu, bahkan asrama biak hancur total, Semua isi kamar-kamar dihancurkan hingga tidak berfungsi. Beberapa jam kemudian pihak keamanan dattang namun sayang, keamanan tiba setelah semua barang barang asrama sudah dihancurkan.
Sekelompok orang ini menduga bahwa pelaku penganiayaan ini dilakukan oleh penghuni asrama biak, sehingga tidak segan-segan sekelompok orang ini mendatangi asrama biak dan menghancurkannya. Setelah diselidikan lebih lanjud, ternyata pelaku penganiayaan adalah beberapa orang biak yang kebetulan minum minuman keras  didepan asrama biak, namun sayang sekali akibatnya berimbas keasrama dan gedung asrama hingga peralatan menjadi sasarannya.
Setelah asrama itu  dihancurkan Sekelompok orang itu langsung bekumpul di asrama kerit dengan setia menunggu apa yang terjadi selanjudnya. Beberapa jam kemudian pihak keamanan tiba diasrama kerit dan langsung pihak keamanan memintai keterangan namun sala seorang dari kelompok itu mengatakan “ sebelum kami memberikan keterangan kepada  pihak polisi harus menyelidikan secara cermat dan baik. kami tidak akan memberikan keterang sebelum akar permasalahan nya tidak ditemukan. Apa yang kami laksanakan itu bagian dari akibatnya bukan suatu akar persoalannya”
Beberapa menit kemudian kepala suku 12 suku yang ada dipegunungan tengah drg Alowisiua giyai, M.Kes tiba dan mengatakan kepada kapolres abepura “ sebelum bapa memintai keterangan kepada mereka, pihak kepolisian harus mencari akar persoalannya sebab dimana ada api disitu ada asap” setelah bernegosiasi dengan pihak keamamnan, kepala sukku memerintakan lima samapai sepuluh orang ke kaporles dan memberikan ketrangan. Tetapi kepala suku menegaskan kepada kaporles bahwa “tidak ada seorang anak pun yang ditahan dipolisi tetapi langsung dipulangkan”
Akhirnya sepuluh orang dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan. Dan sekelompok orang itu bersedia menanggung resiko yang menimpa bagi mereka. Setelah itu usman yogobi mangatakan “ kenapa dilokasi kejadian  ada dua orang keamanan  tetapi tidak menangani sebellum sekelompok orang itu menghancurkan? Hal ini membuktikan bahwa dibalik kejadian ini ada actor-aktor yang sedang permainkan agar  antara kita orang papua dengan orang papau saling makan dan membuat kita membeda bedakan antara orang pantai dan orang gunung”  (Agus)