Selasa, 12 Juli 2011

TAK AKAN KEMBALI, PERGI UNTUK SELAMANYA.

TAK AKAN KEMBALI,  PERGI UNTUK SELAMANYA.

Segala sesuatu ada waktunya. Waktu lahir untuk melihat dunia juga waktu untuk kembali kepada-Nya. Melihat dunia tentu punya rencana. Karena dilahirkan untuk memberikan kuasa kepada individu yang lahir. Kalau dia (Tuhan) tidak merencanakan, memberikan kuasa, untuk apa Tuhan menciptakan manusia? Tetapi Tuhan juga berhak memanggil kembali pada waktu tertentu. Segala aktivitas manusia dilaksanakan apabila Tuhan mengizinkannya. Manusia tidak mampu untuk melawan kehendak Tuhan karena Tuhan punya hak penuh didalam hidup dan kehidupan manusia.
Datang melihat ciptaan-Nya didunia dan merencanakan untuk berkarya di dunia merupakan tugas mutlak dari Tuhan kepada manusia. Tuhan menitipkan manusia untuk sementara bahkan manusia datang kedunia tidak memakai tiket begitu pun saat manusia pulang kepangkuan Bapa di surga juga tidak memakai tiket pula. Maka seluruh rangkaian hidup dan kehidupan manusia merupakan gratis dan hidup manusia bersifat sementara.
Manusia datang pasti akan kembali, pergi tetapi akan kembali, tetapi kalau pulang tentu tidak akan kembali. Manusia datang untuk berkarya tetapi akan kembali, dia (manusia) pergi tetapi untuk memenuhi suatu tujuan yaitu berkarya maka manusia hidup untuk berkarya. Tuhan menciptkan manusia melalui manusia. Karena dilahirkan dari manusia maka rasa belas kasih, cinta, suka cita, pengorbanan, penghargaan menjadi dasar bagi manusia untuk mananamkan kehadiran manusia melalui kelahiran. Kepergian dalam kematian membawa seluruh cinta, harapan, perngorbanan, kasih sayang, kerinduan, Kepergian membawa segala aspek kehidupan bagi manusia yang ditinggalkannya bahkan Kepergian pun meninggalkan kesedihan, duka cita bagi yang ditinggalkannya.
Kami tidak sudi melepaskan engkau pergi, sebab kasih sayang, harapan, suka cita, motivasi telah kami limpakan kepada engkau saudaraku. Kami tidak berdaya sebab engkau bagian dari kehidupan kami, tanpa engkau kami tidak lengkap, hidup tanpa engkau bukan kami seperti kemarin. Menyadari kalau engaku dan kami diciptakan oleh Tuhan dan pada waktunya dia (Tuhan) akan memanggil. Saudaraku biarlah kau pergi karena Tuhan telah memanggi kamu dan pada saatnya kami juga akan kembali pada-Nya.
Saudaraku kini waktunya hubungan kita mulai putus untuk selamanya. Kami tidak mungkin memutuskan hubungan ini, juga tidak mungikin engkau memutuskan hubungan kita. Engkau dan saya sudah merasakan betapa besar kasih karunia Tuhan kepada kita bahkan kita saling memberikan kasih sayang antara kita didunia ini. Itulah Tuhan, bagi engkau yang pergi dan kami yang kau tinggalkan telah memberikan kebebasan dan bagi yang ditinggalkan akan merasakan kasih karunia Tuhan dan kami juga akan kembali pada waktunya yaitu hari maranatha. Selamat jalan saudaraku, Tuhan bukan memutuskan hubungan kita tetapi ini kehendak-Nya. Saatnya engkau harus bersama dengan Bapa di surga. Kami yakin dosamu telah diampuni dan diterima pada sisi-Nya. Dan kami percaya kalau bersama Bapa di surga pasti sangat bahagia dan memperoleh hidup yang kekal. 
Tuhan!!!!! Kami tahu………
Kami diciptakan untuk berkarya dan pada saatnya engkau berhak penuh untuk memutuskan hubungan kita di dunia. Tetapi karena kasih sayang, pengorbanan, cinta, harapan, cinta kasih telah kami berikan. Dengan itu kami tak sudi melepaskan hubungan ini. Kami mohon…….  berikan kami kekuatan dan janganlah biarkan kami terbuahi dalam duka cita ini. Dan Jadikan kami seperti yang kau (Tuhan) inginkan.

Yavet Kadepa>>>>>>>>>>>>>> “hormat” Tuhan memberkati dan menerima pada sisinya
>>>>>>>>Selamat jalan>>>>>>>>

KARENA SAYA, KAMU, mereka, KITA SEMUA ADALAH MANUSIA

KARENA SAYA, KAMU, mereka, KITA SEMUA ADALAH MANUSIA

Kadepa Agus

Manusia itu saya. Kalau saya bilang kamu berarti kamu sama dengan saya dan saya bilang mereka berarti kamu dan saya sama dengan mereka pula, maka kita semua itu manusia bukan hewan. Manusia itu punya akal, pikiran, perasaan. Manusia mampu menciptakan sesuatu, mengolah apa yang ada pada dirinya, menggolongkan banyak jenis menjadi bagian dari satu jenis, membandingkan hal yang benar dan tidak benar, memilih yang baik dan yang tidak baik. Menganalisa apa yang dipikirkannya untuk menjadikan sesuatu yang baru. Beda dengan hewan, tetapi hewan itu ada dorongan insting. Misalnya ayam. Seekor anak ayam tak pernah terlepas dari induknya.
Demikian pula induk ayam akan mencari ayam yang lain. Ayam tidak pernah mencari anjing begitu pun sebaliknya. Ayam akan bersama dengan ayam, anjing bersama pula dengan anjing dan ayam tidak bisa kawin dengan anjing begitu pun sebaliknya. Hanya dorongan insting membuat demikian dan Melalui dorongan insting itu hewan menyadari akan dirinya yaitu hewan dan karena dia hewan maka dia menerimanya, tidak pernah menyangkal dirinya, ayam akan mengatakan saya ayam dan tidak pernah menyangkal dirinya.
Yang paling unik lagi, ayam tidak akan membedakan bulunya hitam, merah, kuning, hijau dan lainnya tetapi mereka semua adalah ayam yang pada dirinya memiliki bulu. Kalau demikian mengapa saya, kamu, mereka, kita semuanya tidak saling memahami? Mengapa tidak menyatakan kita itu manusia? Memang manusia bukan hewan dan manusia tidak akan menjadi hewan maka manusia juga salah satu jenis binatang yang mempunyai kemampuan, akal budi, pikiran, perasaan, dan lain sebagainya.
Apabila saya, kamu,mereka, kita semua itu manusia yang kemampuannya lebih dari hewan, mengapa kita saling membedakan antara satu dengan lainnya, baik antar marga/klan, famili, suku, warna kulit? Mengapa antara manusia tidak menyatakan bahwa anda itu manusia. Tetapi manusia sering melihat apa yang ada pada manusia baik dari luar maupun dalam dirinya, sering membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Manusia itu selalu mengatakan kamu manusia ini, manusia itu, manusia anu, dan manusia lain tetapi manusia itu sama. Yaitu manusia yang pada dirinya memiliki kaki, tangan, kepala, badan dan lain-lain yang ada sejak manusia itu diciptakan hingga sekarang dan tak akan pernah berubah.
Memang manusia itu unik. Keunikkannya membuat manusia tidak memahami antara manusia yang satu dengan manusia lain yaitu antara warna kulit, suku, klan/marga, rambut. Karena manusia itu binatang yang berfikir, punya akal budi, punya perasaan maka berdasarkan warna kulitnya, membedakan manusia yang berkulit hitam, putih, merah, kemerahan dan lain-lain. Didalam perbedaan warna kulit juga manusia itu membedakan manusia yang bersuku ini, suku itu, suku anu dan lain-lain bahkan dalam suku pun terjadi pembedaan marga/klan antara satu dengan marga/klan lainnya.
Secara heredity/keturunan memang manusia beda dengan hewan. Manusia dengan segala kemampuan yang dimiliki akan berubah-ubah selain itu otomat/tidak berubah tetapi hewan tidak akan pernah berubah karena hanya ada satu dorongan yaitu dorongan insting. Maka, karena manusia bisa berfikir maka janganlah manusia berfikir untuk memisahkan manusia itu, karena manusia bisa menciptakan maka janganlah menciptakan suasana untuk memisahkan manusia itu, karena manusia bisa mengadakan maka janganlah mengadakan hal-hal yang membuat manusia itu berpisa, kerena manusia bisa menganalisa maka janganlah menganalisa manusia lain untuk mecari solusi agar manusia itu menang secara individu semata, karena manusia bisa mengolah maka janganlah mengolah kata untuk mempertahankan ego, karena manusia bisa mencoba maka janganlah mencoba menganiaya, mendiskriminasi, memarginalkan, meminggirkan, membunuh, dan lain-lain terhadap manusia lain, karena manusia bisa bedakan maka janganlah manusia membedakan manusia yang satu dengan lainnya hanya karena warna kulit, suku, klan, tempat tinggal dari manusia itu sendiri.
Hai teman-teman Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) ST. Alexander UNCEN. Saya mengatakan Teman karena kamu dengan saya sama yaitu manusia. Karena manusia, saya katakan kita semua adalah manusia. Persaudaraan muncul karena kita manusia. Yang menciptakan manusia dan hewan adalah kristus. Maka KMK menjunjung tinggi persaudaraan dalam satu iman yaitu iman katolik. Oleh sebab itu, persaudaraan dimunculkan oleh manusia dan manusia itu diciptakan oleh kristus maka marilah kita hidup dalam cinta kasih persaudaraan bersama kristus. seperti Motto KMK:
Cum Cristo In Caritate Fraterna
(Bersama Kristus Dalam Cinta Kasih Persaudaraan)


Hidup!!!!!!!!!!!!!
KMK. ST. Alexander UNCEN

BUPATI KABUPATEN PANIAI MENJAWAB MOTTO “Awetako Enaa Agapida” DENGAN PEMEKARAN KABUPATEN DEIYAI dan INTAN JAYA

BUPATI KABUPATEN PANIAI MENJAWAB MOTTO “Awetako Enaa Agapida” DENGAN PEMEKARAN KABUPATEN DEIYAI dan INTAN JAYA

Sebuah Kritisan dan Refleksi Singkat Tentang Pemekaran kabupaten Menjawab Motto
“Awetako Enaa Agapida”

Kabupaten paniai adalah suatu kabupeten pemekaran dari kabupaten nabire, yang dimekarkan bersama kabupaten puncak jaya. Dengan alasan menganggap telah memenuhi syarat-syarat tertentu dalam pengadaan pemekaran kabupaten. Memang dapat diakui dalam perencanaan pemekarannya telah mempunyai target-target dalam pemenuhan pemekaran. Perencanaan dalam pemekaran itu menyangkut penduduk, luas wilayah, visi dan misi pembangunan dan lain sebagainya.
Kabupaten paniai mempunyai luas daerah yang cukup, penduduknya lumayan padat, kekayaan alamnya berlimpah ruah. Dengan berkeinginan membangun daerah paniai lebih maju maka pemekaran kabupaten pun ditetapan pada meja hijau mahkama konstitusi sejak 1996 yang ditanda tangani oleh Mentri Dalam Negeri (MENDAGRI). Tujuan menjadi kabupaten sendiri hanya satu yaitu membangun papua yang lebih maju, mandiri, baik secara fisik maupun non fisik. Untuk mencapai tujuan umum dalam pembangunan harus ada pemimpin (Bupati) yang mengatur, melaksanakan, pembangunan tersebut. Bupati menjadi payung dari stake holder yang ada Dalam segala aspek pembangunan di daerah dalam bidang apapun sesuai birokrasi pemerintah pusat dan merupakan jabaran atau ranting dari pemerintah pusat itu.
Kini, umur kabupaten paniai mencapai 15 tahun, berarti Kabupaten paniai cukup dewasa dalam pembangunan. Dari ketiga periode kepimimpinan baik dari Bapak Yanuarius Douw sebagai bupati kabupaten paniai yang menjabat dua perode dengan Wakil Bupati-nya pada periode kedua Bapak Naftali Yogi, S.Sos yang kini menjabat Bupati Kabupaten Paniai pada periode ketiga. Implementasi pembangunan selama 15 tahun terakhir yang kini masa jabatan Naftali Yogi,S.Sos tinggal dua bulan untuk memasuki pada periode keempat.
Pembangunan selama masa jabatannya sejak Wakil Bupati hingga Bupati pada periode ini Masyarakat merasa kesal dengan pengimplementasian pembangunan kabupaten paniai. Bila ditinjau kembali sejak Naftali Yogi, S.Sos menjabat sebagai Wakil Bupati kabupaten paniai, dalam masa jabatannya dimanfaatkan sebagai masa kampaye. Sebab Didalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Wakil Bupati dapat terlaksana dengan baik bahkan mengharumkan nama baik kabupaten paniai dengan menjuarai beberapa bidang yang dimiliki masyarakat paniai. Selain itu, memberikan bantuan kepada masyarakat, menghadiri semua undangan baik dari masyarakat pedesaan sampai pada pelosok-pelosok maupun undangan melalui gereja.
Harapan pemimpin bagi Masyarakat kabupaten paniai pada umumnya adalah seorang pemimpin yang bisa berjalan kaki dari dusun-kedusun, pelosok-kepelosok, dan memberikan perhatian bagi masyarakat bahkan mendapatkan ide-ide pembangunan dari masyarakatnya sendiri. Maka seorang Naftali bisa melaksanakannya harapan dari masyarakat melalui masa jabatan Wakil Bupati. Namun apa yang terjadi setelah menjabat Bupati Kabupaten Paniai pada periode berikutnya (2006-2011)? Apakah Naftali menjadi pemimpin yang diidam-idamkan masyarakat paniai? Bagaimana pembangunan yang telah diimplementasikan itu merupakan ide murni dari masyarakatnya sendiri? Bagaimana dengan motto pembangunan kabupaten paniai “Awetako Enaa Agapida” (Hari Esok Yang Cerah)?
Pada tanggal 29 Oktober 2009 kabupaten paniai telah mekarkan dua kabupaten secara resmi dan diundang-undangkan menjadi daerah otonom daerah baru, diantaranya kabupeten deiyai dan kabupaten intan jaya Dengan tujuan utama mempercepat akses pelayanan pembangunan. Dalam pemekaran kedua kabupaten ini Bupati kabupaten paniai Naftali Yogi, S.Sos sangat mendukung penuh bahkan memperjuangkan pemekaran kabupaten paniai melalui Tim/Panitia yang dibentuknya sehingga merasa terwujud/terkabulkan motto pembangunan yang telah ditetapkan dan digunakan selama masa jabatannya. (pengantar Bupati paniai, Eman You:x). Bupati …………menyadari dengan pemekaran akan mempersempit rentang kendali penyelenggaraan pemerintah dan akan dapat dikelola, ditata, dan dilestarikan secara krearif oleh masing masing daerah itu sendiri. Apakah makna sebenarnya motto pembangunan Awetako Enaa Agapida kabupaten paniai itu? Bisakah dengan pemekaran paniai akan bersatu, berbuaya, berdaya saing, maju, bahkan mandiri sesuai dengan visi dari kabupaten paniai?
Paniai baru yang bersatu, berbudaya, berdaya saing, maju dan mandiri merupakan visi dari kabupaten paniai. Masa jabatan bupati kabupaten paniai tinggal dua bulan. Terjawab pula Motto kabupaten paniai “awetako enaa agapida” melalui pemekaran kabupaten. Yang menjadi pertanyaan pokok adalah apakah seorang pemimpin memiliki karakteristik memimpin yang memisah-belahkan anggotanya/penduduknya? Bila disimak motto pembangunan kabupaten paniai (Awetako Enaa Agapida), maka arti motto pembangunan dalam pemekaran ini adalah hari esok yang memisahkan antara manusia yang satu dengan lainnya, Menguras potensi alam yang dimiliki kabupaten paniai secara cepat, memecah-belahkan hubungan kekerabatan dari masyarakat yang satu dengan lainnya. Bahkan menanam bibit sukuisme, familiisme, klanisme, kapungisme, didalam satu budaya, satu bahasa, satu suku, bahkan satu ideology yang menuju pada pemusnaan etnis Melanesia terlebih suku mee dikabupeten paniai.
Teman-teman seperjuangan, kalian bukan dibesarkan, dididik, dibina, dibiayai didalam motto “awetako enaa agapida”. kita (pelajar dan mahasiswa) bagaikan “anak ayam yang kehilangan induknya” harapan kita menuju hari yang cerah sudah mendung, kemandirian kita tidak diimbangi dengan kasih sayang, hidup dalam berbudaya telah rapuh dan menjadi budaya berkotak-kotak, motivasi untuk berdaya saing tinggal kenangan dan itupun akan menjadi sejarah.

Selamat jalan saudaraku “Awetako Enaa Agapida”. Engkau bukan cerah sebab kecerahan-Mu terbagi dalam tiga kamar. Sayang (cerah) engaku sudah redup dan besok engkau gelap.


Oleh

Manusia Berkotak Tiga